Dewan pengurus cabang Serikat petani Indonesia kabupaten Jepara adakan mucab II.
Jepara II update 87.com .Musyawarah cabang II dewan pengurus cabang /DPC Serikat petani Indonesia SPI kabupaten Jepara. 11/5/2025
Hadir dari beberapa perwakilan dari SPI pusat dari SPI Jawa Tengah/DPP , SPI perwakilan cabang kudus, Demak, pati dan masyarakat peduli petani.
Dari sambutan SPI DPC ranting pecangaan Jepara “rasa prihatin nya pada petani yang selalu di persulit untuk mendapatakan pupuk pertanian” Ucap abdul Karim.
Hal tersebut di benarkan oleh ketua SPI DPC Jepara lukman “lahan pertanian di Jepara makin berkurang dan berubah fungsi, belum lagi maraknya galian C yang tidak jelas legalitasnya, berdampak kerusakan alam dan membawa petaka masyarakat sekitar,” Ujarnya.
Dalam diskusi yang kebetulan bertempat di rumah joglo karaharjan desa pecangaan Jepara memfokuskan untuk memperkuat kedaulatan pangan, pertanian, agro ekologis, dan reforma agraria sejati di tingkat petani basis SPI kabupaten Jepara.
Keterwakilan peserta peserta musyawarah cabang II dari berbagai wilayah jawatengah di hadiri SPI kudus, pati,Demak
Hadir perwakilan SPI Jawa Tengah Ali fahmi menyampaikan sambutan yang tak kalah menarik perhatian peserta muscab II .
“Serikat petani Indonesia saat ini sedang berbenah di mana keanggotaannya dalam masa reorganisasi di mana para anggota nya terbilang baru dan muda muda,” Ucapnya
Semoga musyawarah cabang II yang di selenggarakan ini selama 2 hari ini bisa berjalan dengan lancar dan menghasilkan point point yang terbaik untuk SPI kedepan.
Peserta dari kudus zainudin alias Jay lemu menyampaikan beberpa hal, muscab II ini sangat positif karena peserta yang hadir membawa misi dan aspirasi murni untuk kemaslahatan petani jawatengah,
“Ini tinggal pemeritahan melalui kementrian nya, apakah petani di Indonesia ini betul betul akan di tata kembali dari berbagai ketimpangan ketimpangan atau akan menjadi semakin terpuruk” Ucap Jay lemu.
Sedangkan peserta DPC SPI kudus wahyu utomo alias poleng juga menuturkan dalam diskusi ” Kami akui kesulitan petani yang menjadi momok tahunan adalah pupuk,dan mahalnya obat obatan untuk tanaman, belum lagi jika musim panen harga mulai di mainkan oleh tengkulak,”katanya
“Kami tanam modal pinjam di bank, giliran panen harga di tekan rendah, sehingga petani makin terpuruk” Imbuh poleng.
( Nazar – Biro kudus update 87 jateng)